Review Film: Dendam Malam Kelam (2025) Genre: Thriller Psikologis, MisteriSutradara: Arif Dwi NugrohoPemeran Utama: Rania Putri, Reza Rahadian, Slamet RahardjoDurasi: 1 jam 52 menitRilis: Mei 2025 Sebuah Thriller Emosional yang Menyusup ke Relung Psikologis Dalam lanskap perfilman nasional yang kian dinamis, hadirnya film “Dendam Malam Kelam” menawarkan sesuatu yang berbeda: sebuah thriller psikologis yang lebih mengandalkan atmosfer sunyi dan beban emosional dibanding ketegangan fisik yang biasa ditemukan dalam genre sejenis. Disutradarai oleh Arif Dwi Nugroho, nama yang semakin diperhitungkan dalam sinema arthouse Indonesia, film ini tampil sebagai sebuah karya reflektif tentang luka batin, memori masa kecil, dan kompleksitas dendam yang berakar dari trauma terdalam manusia. Berangkat dari premis sederhana—seorang perempuan yang kembali ke rumah lamanya untuk menghadapi masa lalu—“Dendam Malam Kelam” membentangkan narasi yang tidak hanya membingkai konflik personal, tapi juga menyentuh ranah psikologis yang lebih luas: tentang bagaimana manusia menyimpan luka dalam diam, bagaimana dendam bisa tumbuh dari keheningan yang panjang, dan bagaimana memori bisa menjadi senjata paling mematikan ketika tak pernah benar-benar dihadapi. Film ini tidak menawarkan jalan cerita cepat ataupun ledakan emosi yang eksplosif. Sebaliknya, ia mengajak penonton untuk berjalan pelan, menyusuri koridor sempit kenangan bersama sang tokoh utama. Arif Dwi Nugroho membangun ketegangan bukan dari peristiwa dramatis, melainkan dari hal-hal yang tidak terlihat: suara langkah samar, cahaya lilin yang bergetar, hingga sebaris kalimat dalam buku harian yang mengubah arah cerita. Pendekatan ini menuntut perhatian penuh dan kesediaan untuk merenung, karena setiap adegan bisa jadi kunci untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pendekatan visual yang kelam dan tata suara yang minimalis namun efektif, “Dendam Malam Kelam” menyajikan pengalaman menonton yang tidak nyaman, namun justru di situlah letak kekuatannya. Ia menolak menjadi hiburan ringan; ia memilih menjadi cermin—meski buram—bagi penonton untuk melihat kembali luka-luka yang mungkin juga mereka simpan dalam diam. Sinopsis: Pulang untuk Menggali Luka Cerita berpusat pada Raina (diperankan dengan penuh penghayatan oleh Rania Putri), seorang penulis novel misteri yang mengalami writer’s block parah. Ia memutuskan kembali ke rumah masa kecilnya yang berada di lereng gunung, setelah 15 tahun meninggalkannya pasca kematian tragis sang adik. Namun rumah itu tidak sekadar menyimpan kenangan. Ia menjadi semacam kapsul waktu yang membekukan luka dan menyimpan bisikan masa lalu. Raina menemukan buku harian milik adiknya, serta sejumlah catatan dan gambar aneh yang tampak seperti potongan teka-teki. Semakin dalam ia menyelami catatan tersebut, semakin kabur batas antara realitas dan ilusi. Suara-suara aneh, penampakan samar, dan kehadiran seorang psikolog pria (Reza Rahadian) yang tiba-tiba menjadi terlalu dekat dengan kehidupannya, membuat film ini menjelma menjadi kisah misteri yang perlahan berubah menjadi pengungkapan traumatik. Karakter dan Akting: Lapisan Emosi yang Kompleks Rania Putri tampil memukau sebagai Raina. Ia mampu menggambarkan karakter yang secara luar tampak tenang dan rasional, tetapi sebenarnya menyimpan kecemasan dan luka yang belum sembuh. Tatapan kosong, cara berbicara yang tertahan, hingga gestur-gestur kecil seperti tangan yang gemetar saat membuka buku harian, menjadi detail kecil yang menunjukkan betapa besar beban psikologis yang ia tanggung. Reza Rahadian juga tampil memikat sebagai sosok yang ambigu—antara penyelamat atau justru pemicu. Permainan gestur dan intonasinya membuat penonton terus bertanya-tanya: apakah ia sekadar psikolog, atau bagian dari misteri yang lebih gelap? Slamet Rahardjo, meski hanya muncul di beberapa adegan sebagai ayah Raina, berhasil menanamkan kesan kuat. Dialognya pendek namun dalam, menambah lapisan makna tentang bagaimana orang tua sering kali menjadi saksi diam dari penderitaan anaknya. Penyutradaraan dan Sinematografi: Atmosfer yang Mencekam namun Indah Salah satu kekuatan utama film ini adalah atmosfer yang diciptakan oleh penyutradara Arif Dwi Nugroho dan sinematografer Dimas Pratama. Warna-warna dingin seperti biru pucat dan abu-abu mendominasi setiap adegan. Rumah tua digambarkan bukan sekadar bangunan fisik, melainkan labirin psikologis yang penuh simbol dan makna. Gerakan kamera yang lambat, pengambilan sudut rendah yang mempersempit ruang pandang, serta pencahayaan remang-remang dengan sumber cahaya minimal menciptakan rasa cemas yang konstan. Bahkan dalam adegan tanpa dialog, suasana gelap dan sunyi sudah cukup membuat penonton merasa tidak nyaman. Setiap sudut ruangan, setiap bayangan di koridor, dan setiap suara samar menjadi penting. Film ini menuntut penonton untuk aktif mengamati, tidak hanya menikmati cerita. Musik dan Tata Suara: Keheningan yang Berbicara Sound design dalam film ini patut diapresiasi. Tidak banyak penggunaan musik dramatis berlebihan. Sebaliknya, komposer Tio Mahendra memilih pendekatan minimalis: denting piano tak beraturan, suara detak jam tua, dan angin malam yang kadang terdengar seperti bisikan. Beberapa adegan bahkan dibiarkan hening sepenuhnya—dan justru di sanalah ketegangan berada di puncaknya. Alih-alih mengarahkan emosi penonton lewat musik, film ini justru mempermainkan keheningan sebagai alat utama untuk menyampaikan rasa takut, rindu, dan keterasingan. Tema dan Simbolisme: Antara Dendam, Trauma, dan Identitas “Dendam Malam Kelam” bukan hanya kisah misteri atau pembalasan. Film ini adalah refleksi tentang identitas, tentang bagaimana masa lalu—yang tidak pernah benar-benar dihadapi—bisa membentuk bahkan merusak jati diri. Simbolisme digunakan secara cerdas: cermin retak yang sering muncul menggambarkan jiwa yang pecah; lilin yang menyala saat Raina membaca buku harian mewakili pencarian kebenaran di tengah kegelapan. Dendam dalam film ini bukan hanya pada orang lain. Ia juga tertuju pada diri sendiri. Pada rasa bersalah, pada keputusan masa lalu, pada kebenaran yang tidak sanggup diterima. Kekurangan Film Meski kuat secara atmosfer dan tema, film ini mungkin terasa lambat bagi sebagian penonton. Babak pertama berjalan dengan tempo yang sangat pelan, lebih banyak membangun suasana daripada konflik. Beberapa dialog terkesan terlalu filosofis dan puitis, sehingga terasa tidak natural dalam konteks percakapan nyata. Namun kekurangan ini bisa dianggap sebagai pilihan artistik yang disengaja, mengingat film ini memang lebih dekat dengan drama psikologis ketimbang thriller konvensional. Kesimpulan “Dendam Malam Kelam” adalah salah satu film Indonesia paling berani tahun ini dalam mengeksplorasi luka psikologis melalui sinema yang sunyi dan intens. Ini bukan tontonan untuk semua orang. Film ini menuntut kesabaran, perhatian, dan keterbukaan emosi. Tapi bagi mereka yang bersedia menyelam ke dalam kegelapan batin manusia, film ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Skor Akhir: 8.7/10 Film ini membuktikan bahwa horor sejati tidak selalu datang dari makhluk menyeramkan, tetapi dari masa lalu yang tidak pernah selesai dimaafkan.
Pembantaian Dukun Santet (2025): Horor Sosial dari Sejarah Kelam Indonesia Film Pembantaian Dukun Santet, karya sutradara Azhar Kinoi Lubis, merupakan salah satu film horor Indonesia yang paling berani dan mencekam di tahun 2025. Tidak hanya mengandalkan elemen supranatural dan adegan berdarah, film ini juga menyelami trauma sosial dan sejarah gelap bangsa: pembunuhan massal terhadap orang-orang yang dituduh sebagai “dukun santet” pada akhir 1990-an. Latar Cerita: Ketika Kebenaran Dikaburkan oleh Ketakutan Cerita film ini mengambil latar di sebuah desa terpencil di Jawa Timur, di mana ketegangan antara warga desa dan pondok pesantren mulai meningkat seiring merebaknya isu santet. Berbagai kejadian misterius menimpa penduduk desa—kematian mendadak, penyakit aneh, hingga histeria massal—yang kemudian dikaitkan dengan praktik ilmu hitam. Di tengah situasi mencekam ini, Satrio (diperankan oleh Kevin Ardilova), seorang santri muda, menyaksikan teror mengerikan: sekelompok orang misterius berpakaian hitam memburu dan membunuh para pengajar, dukun, bahkan orang-orang tak bersalah. Ia pun harus memilih: berdiam demi keselamatan, atau melawan ketidakadilan yang terjadi di hadapannya. Pemeran & Karakter Utama > Kevin Ardilova sebagai Satrio – santri cerdas yang mulai mempertanyakan kebenaran yang diajarkan padanya. > Aurora Ribero sebagai Annisa – anak kyai yang juga menjadi saksi dari kekacauan yang terjadi. > Kaneishia Yusuf sebagai Nurul – santri perempuan yang penuh empati, tetapi dihantui masa lalu keluarganya. > Rifnu Wikana sebagai Ustadz Ridwan – tokoh agama dengan ambisi dan rahasia kelam. > Annisa Hertami sebagai Ustadzah Ratih – sosok yang mencoba menenangkan keadaan, tetapi perlahan terseret dalam konflik. > Pritt Timothy sebagai Kyai Ahmad – pemimpin pesantren yang karismatik, namun diselimuti misteri. Inspirasi dari Sejarah Nyata Tragedi yang diangkat dalam film ini bukan fiksi belaka. Pada akhir 1990-an, terutama di wilayah Banyuwangi dan sekitarnya, ratusan orang dibunuh karena dianggap sebagai “dukun santet”. Banyak dari mereka tidak pernah terbukti bersalah. Sebagian besar korban adalah orang tua, tokoh adat, atau dukun tradisional yang sebetulnya hanya berpraktik pengobatan. Pembantaian Dukun Santet memvisualisasikan bagaimana ketakutan kolektif bisa berubah menjadi kebrutalan massal. Film ini adalah horor dalam arti yang sesungguhnya—bukan karena setan, tapi karena manusia itu sendiri. Trailer Resmi Tonton trailer resminya di YouTube: Pembantaian Dukun Santet – Official Trailer (2025) Visual & Penyutradaraan Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis (Kelam, Kafir: Bersekutu dengan Setan), film ini menggunakan pendekatan atmosferik yang gelap dan sunyi. Musik latar digarap secara minimalis, menciptakan suasana mencekam bahkan di adegan tanpa dialog. Sinematografi menyorot banyak sudut sempit, gang sempit pondok pesantren, dan hamparan sawah berkabut—semua digunakan untuk menciptakan rasa terjebak dan paranoia. Kritik Sosial Tersirat Walau menyuguhkan adegan horor dan sadisme yang cukup intens, film ini tidak lepas dari kritik sosial. Isu tentang manipulasi agama, penyebaran hoaks, hingga bagaimana masyarakat mudah terhasut oleh ketakutan, menjadi lapisan penting dalam cerita. Sutradara Azhar Kinoi berkata dalam sebuah wawancara: “Ini bukan hanya cerita horor. Ini tentang bagaimana manusia bisa menjadi lebih kejam dari setan ketika dipenuhi kebencian dan ketidaktahuan.” Kontroversi dan Sensor Film ini sempat menjadi sorotan karena kontennya yang sensitif. Beberapa pihak mempertanyakan apakah perlu mengangkat kembali peristiwa tragis ini. Namun pihak produksi menegaskan bahwa film ini dibuat dengan riset dan niat untuk mengingatkan, bukan menghakimi. Rilis & Sambutan Dirilis pada 8 Mei 2025, film ini mendapat antusiasme tinggi dari penggemar horor dan sinema Indonesia. Banyak yang memuji keberanian film ini untuk keluar dari formula horor biasa. Beberapa pujian datang dari: “Film horor Indonesia yang mengguncang emosi dan kesadaran sejarah.” — Tempo “Gambaran yang menyakitkan tapi perlu tentang masa lalu yang tak boleh dilupakan.” — Kompas “Bukan hanya horor, ini adalah trauma kolektif yang difilmkan.” — CNN Indonesia Mimin juga sebagai pecinta horror sangat suka dengan film pembantaian dukun santet guys, karna saat mimin nonton film ini, mimin yang biasanya jarang teriak, kaget nya dapet banget saat nonton, jadi emang kalian wajib nonton film pembantaian dukun santet ini guys. Kalau buat kalian yang belum nonton film pembantaian dukun santet ini, kalian wajib dateng ke CGV di mall Bekasi cyber park, karna di CGV Bekasi Cyber Park sering mengadakan cinema visit loh guys, kalian ada kesempatan screening film bareng sama penonton nya atau bahkan nonton bareng loh. Seru kan? Yuk langsung dateng ke mall Bekasi cyber park. Kesimpulan Pembantaian Dukun Santet adalah film horor dengan pesan kuat. Ia tidak hanya menakutkan karena penampakan, tapi karena menunjukkan bagaimana ketakutan bisa berubah menjadi kekejaman. Sebuah pengingat bahwa terkadang, setan bukanlah makhluk gaib—melainkan kita sendiri.
🍿 Lagi Bingung Mau Nonton Apa? Cek Rekomendasi Film Seru di CGV Bekasi! 🎥 Bulan Mei 2025 ini, CGV Bekasi Cyber Park (BCP) kembali memanjakan para pecinta film dengan deretan tayangan seru dari berbagai genre! Dari superhero, horor, hingga drama keluarga, semuanya siap mengisi waktu luang kamu. Jadi kalau kamu bingung mau nonton apa akhir pekan ini, tenang—kami sudah siapin daftar rekomendasinya! 🔥 1. Thunderbolts (Marvel Studios) Marvel hadir lagi, kali ini lewat Thunderbolts! Film ini menyatukan para antihero seperti Yelena Belova dan Bucky Barnes dalam misi rahasia yang berbahaya. Aksi keren dan cerita yang beda dari biasanya bikin film ini wajib masuk watchlist kamu.🎟 Tersedia juga di format 4DX buat pengalaman nonton yang lebih seru! 👻 2. Pembantaian Dukun Santet Kalau kamu penggemar horor lokal, jangan lewatkan film ini! Diadaptasi dari kisah viral, Pembantaian Dukun Santet menyuguhkan kengerian yang terjadi di sebuah pesantren setelah praktik ilmu hitam terbongkar.🎥 Siap-siap teriak bareng temen di dalam bioskop! 🥋 3. Karate Kid: Legends Legenda kembali hadir! Karate Kid: Legends adalah reboot dari franchise ikonik dengan nuansa modern. Cerita yang menyentuh dan aksi bela diri seru bikin film ini cocok banget buat ditonton bareng keluarga atau pacar. 🧡 4. Sayap-Sayap Patah: Olivia 2 Sekuel yang menyentuh hati. Di film ini, Pandu harus menghadapi ancaman baru demi keselamatan putrinya, Olivia. Penuh drama, aksi, dan nilai keluarga yang kuat, cocok banget buat kamu yang suka film dengan emosi yang dalam. ☠️ 5. Final Destination : Bloodlines Kematian belum selesai menagih. Dalam film terbaru dari franchise Final Destination, kita mengikuti kisah Stefanie Lewis, mahasiswi yang mulai dihantui mimpi tentang sebuah tragedi di masa lalu. Ia segera menyadari bahwa firasat itu bukan sekadar mimpi, tapi warisan dari neneknya—satu-satunya yang selamat dari kecelakaan mematikan tahun 1960-an. Kini, kematian kembali untuk menyelesaikan apa yang belum selesai. Dengan nuansa horor klasik khas seri ini dan kemunculan terakhir Tony Todd sebagai Bludworth, Bloodlines menawarkan teror baru dengan kematian-kematian yang tak terduga, kreatif, dan penuh ketegangan. Siap-siap tegang sepanjang film, karena dalam dunia Final Destination, tidak ada yang benar-benar bisa lolos dari takdir. 🏢 Nonton di CGV Bekasi Cyber Park CGV BCP nggak cuma tempat nonton biasa—lokasinya strategis di Kalimalang, tempatnya nyaman, dan pilihan snack-nya lengkap! Sambil nunggu film mulai, kamu juga bisa main basket di dalam CGV BCP, jajan di Foodnation atau lihat-lihat gadget di tenant lain dalam mall. 🎯 Tips Sebelum Nonton: Pesan tiket lebih awal via aplikasi CGV biar nggak kehabisan dan ngantri panjang. Cek format film: 2D, 3D, atau 4DX? Jangan lupa bawa teman nonton biar makin rame! Jadi, udah nggak bingung lagi kan mau nonton apa? Yuk langsung ajak teman, pasangan, atau keluarga ke CGV Bekasi Cyber Park dan nikmati film-film seru bulan ini! 🎬
Review Film Thunderbolts: Petualangan Antihero Marvel yang Emosional dan Wajib Ditonton di CGV Bekasi Cyber Park Thunderbolts, film terbaru dari Marvel Cinematic Universe (MCU), telah rilis pada 2 Mei 2025, dan menjadi sorotan utama di dunia perfilman. Disutradarai oleh Jake Schreier, film ini menghadirkan kisah antihero yang penuh emosi, aksi memukau, dan humor segar. Dibintangi oleh Florence Pugh, Sebastian Stan, David Harbour, dan deretan aktor berbakat lainnya, Thunderbolts menawarkan pengalaman sinematik yang tak boleh dilewatkan. Bagi warga Bekasi, CGV Bekasi Cyber Park adalah tempat terbaik untuk menikmati film ini! Berikut ulasan lengkapnya. Sinopsis Thunderbolts: Misi Kelam Para Antihero Thunderbolts mengikuti perjalanan Yelena Belova (Florence Pugh) yang memimpin tim antihero, termasuk Bucky Barnes (Sebastian Stan), Red Guardian (David Harbour), Ghost (Hannah John-Kamen), Taskmaster (Olga Kurylenko), John Walker (Wyatt Russell), dan Bob (Lewis Pullman). Di bawah kendali Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfus), mereka terlibat dalam misi berisiko tinggi yang mengungkap trauma dan rahasia masa lalu. Dengan alur penuh kejutan, film ini menggabungkan aksi epik dengan cerita yang menyentuh hati. Kelebihan Film Thunderbolts 1. Akting Florence Pugh yang Memikat Florence Pugh sebagai Yelena Belova mencuri perhatian dengan penampilan kuat dan emosional. Ia menghidupkan karakter yang berjuang melawan depresi pasca-kehilangan Natasha Romanoff, dengan humor dan kerapuhan yang seimbang. Chemistry-nya dengan Davidxbb Harbour sebagai Red Guardian menghadirkan momen hangat dan lucu. 2. Eksplorasi Kesehatan Mental Thunderbolts berani mengangkat tema kesehatan mental, seperti trauma, depresi, dan pencarian identitas. Yelena dan Bob menjadi pusat cerita yang mendalam, membuat film ini terasa lebih manusiawi dibandingkan film MCU lainnya. Pendekatan ini mirip dengan film drama independen, namun tetap dalam balutan aksi superhero. 3. Aksi dan Visual yang Spektakuler Adegan aksi dalam Thunderbolts dirancang apik, dari pertarungan jarak dekat hingga ledakan besar di Watchtower. Sinematografi Andrew Droz Palermo menghadirkan nuansa gelap namun estetis, sementara skor musik dari Son Lux memperkuat emosi setiap adegan. Adegan Bucky dengan sepeda motor menjadi highlight tak terlupakan. 4. Dinamika Tim yang Menghibur Interaksi antar karakter, seperti candaan Red Guardian atau sindiran terhadap John Walker, membuat tim Thunderbolts terasa hidup. Meski awalnya terlihat seperti kumpulan orang asing, chemistry mereka berkembang seiring cerita, menghadirkan momen komedi dan drama yang pas. 5. Cerita yang Mudah Diikuti Meski bagian dari Phase 5 MCU, Thunderbolts ramah bagi penonton baru. Ceritanya berdiri sendiri, dengan sedikit referensi ke film lain, sehingga cocok untuk mereka yang ingin menikmati tanpa perlu menonton seluruh katalog MCU. Mengapa Harus Nonton di CGV Bekasi Cyber Park? Thunderbolts adalah film yang wajib dinikmati di layar lebar, dan CGV Bekasi Cyber Park menawarkan pengalaman terbaik untuk itu. Dengan fasilitas modern seperti: Layar lebar dan audio Dolby Atmos untuk merasakan setiap ledakan dan emosi secara maksimal. Kursi nyaman yang membuat pengalaman menonton selama 2 jam 6 menit terasa menyenangkan. Lokasi strategis di Bekasi Cyber Park, mudah diakses dan dikelilingi berbagai pilihan kuliner untuk melengkapi hari Anda. Film ini telah mendapat pujian atas akting Florence Pugh dan pendekatan cerita yang segar. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan petualangan antihero ini di bioskop terbaik di Bekasi! Fakta Menarik Thunderbolts Judul dengan Asterisk: Tanda (*) pada judul Thunderbolts mengisyaratkan nama tim yang belum final, menambah unsur humor. Peran Sentry: Lewis Pullman menggantikan Steven Yeun sebagai Bob/Sentry karena konflik jadwal akibat pemogokan SAG-AFTRA 2023. Post-Credit Scenes: Ada dua adegan post-credit yang menggoda masa depan MCU, jadi jangan buru-buru keluar bioskop! Kesimpulan Thunderbolts adalah perpaduan sempurna antara aksi, drama, dan humor, dengan fokus pada kesehatan mental yang membuatnya menonjol di antara film MCU lainnya. Florence Pugh dan tim antihero menghadirkan cerita yang emosional dan menghibur, menjadikan film ini salah satu yang terbaik di Phase 5. Tanggal Rilis: 2 Mei 2025Durasi: 2 jam 6 menitRating Usia: PG-13 (kekerasan, bahasa, tema dewasa) Ayo Nonton Sekarang di CGV Bekasi Cyber Park! Jangan tunda lagi! Segera amankan tiketmu untuk Thunderbolts di CGV Bekasi Cyber Park dan rasakan petualangan epik para antihero Marvel di layar lebar. Pesan tiket sekarang melalui aplikasi CGV atau situs resmi. Ajak teman, keluarga, atau pasangan untuk menikmati film ini sambil menikmati popcorn dan suasana nyaman CGV. Tunggu apa lagi? Thunderbolts menanti untuk mengguncang emosimu! Pesan Tiket Sekarang
Review Film Jumbo: Petualangan Animasi Lokal yang Menyentuh Hati di CGV Bekasi Cyber Park Apakah Anda sedang mencari tontonan keluarga yang seru, penuh makna, dan bisa dinikmati bersama anak-anak? Jumbo, film animasi karya sutradara Ryan Adriandhy bersama lebih dari 400 kreator lokal Indonesia, adalah jawabannya! Film ini telah mencuri perhatian penonton sejak tayang perdana pada 31 Maret 2025, bahkan berhasil menembus 1 juta penonton hanya dalam tujuh hari, menjadikannya animasi lokal terlaris sepanjang masa. Yuk, simak ulasan lengkapnya dan segera rencanakan untuk menonton di CGV Bekasi Cyber Park https://www.youtube.com/watch?v=9Znqcw059eY&pp=ygUJanVtYm8gY2d2 Jumbo: Kisah Penuh Warna tentang Keberanian dan Persahabatan Jumbo mengisahkan perjalanan Don, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang kerap dipanggil “Jumbo” karena tubuhnya yang besar. Don menghadapi tantangan berat, mulai dari perundungan hingga kehilangan kedua orang tuanya. Namun, semangatnya tidak pernah padam. Bersama buku dongeng berjudul Pulau Gelembung peninggalan orang tuanya, Don memulai petualangan seru untuk menggelar pertunjukan seni bersama teman-temannya. Kisah ini bukan hanya tentang imajinasi anak-anak, tetapi juga tentang keberanian, persahabatan, dan kekuatan keluarga. Visual Memukau dan Kolaborasi 400+ Kreator Lokal Salah satu daya tarik utama Jumbo adalah kualitas animasinya yang luar biasa. Digarap selama lima tahun, film ini melibatkan lebih dari 400 kreator lokal, mulai dari animator, ilustrator, musisi, hingga pengisi suara. Detail kecil seperti ubin khas era 2000-an, telepon umum, hingga desain rumah yang sangat Indonesia membuat dunia Jumbo terasa autentik dan dekat di hati. Pengisi suara film ini juga tak kalah menarik. Nama-nama besar seperti Bunga Citra Lestari (ibu Don), Ariel NOAH (ayah Don), Angga Yunanda, Cinta Laura, hingga talenta muda seperti Prince Poetiray (Don) dan Quinn Salman (Meri) menghidupkan karakter dengan penuh pesona. Soundtrack Selalu Ada di Nadimu yang dinyanyikan Bunga Citra Lestari semakin menambah emosi pada adegan-adegan kunci, membuat penonton terhanyut. Mengapa Harus Nonton Jumbo di CGV Bekasi Cyber Park? CGV Bekasi Cyber Park adalah tempat ideal untuk menikmati Jumbo dengan pengalaman sinema terbaik. Berlokasi di Bekasi Cyber Park, bioskop ini menawarkan fasilitas modern, kursi yang nyaman, dan layar lebar yang memaksimalkan keindahan visual animasi Jumbo. Suasana yang ramah keluarga juga membuatnya sempurna untuk libur akhir pekan bersama anak-anak atau orang terkasih. Selain itu, CGV Bekasi Cyber Park menjamin kenyamanan dengan protokol kebersihan yang ketat, sehingga Anda bisa menonton dengan tenang. Lokasinya yang strategis di pusat kota Bekasi juga memudahkan akses, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Booking Tiket Online di CGV.id Sekarang Juga! Jangan sampai kehabisan tiket untuk menonton Jumbo, film yang sudah mencatatkan sejarah di perfilman Indonesia! Prosesnya sangat mudah: kunjungi situs resmi CGV di pilih jadwal Jumbo di CGV Bekasi Cyber Park, lalu pesan tiket secara online. Dengan booking online, Anda bisa memilih kursi terbaik tanpa perlu antre di lokasi. Kesimpulan: Jumbo adalah Kerenyahan Animasi Indonesia Jumbo bukan sekadar film animasi, tetapi sebuah karya monumental yang membuktikan potensi luar biasa industri kreatif Indonesia. Dengan cerita yang menyentuh, visual yang memanjakan mata, dan pesan moral yang kuat, film ini wajib masuk daftar tontonan Anda. Dukung karya anak bangsa dan rasakan kehangatan Jumbo bersama keluarga di CGV Bekasi Cyber Park.Tunggu apa lagi? Segera booking tiket Jumbo sekarang di cgv.id dan nikmati petualangan Don di layar lebar. Ajak keluarga, teman, atau pasangan untuk merasakan keajaiban animasi lokal yang sudah go internasional ini. Selamat menonton! Book Ticket Jumbo Sekarang